foto: bertha/GARASInews
Surabaya, GARASInews - Dinas Kesehatan Kota Surabaya belum memastikan kandungan bahan mirip tawas yang tercampur dalam garam. Hal ini dikarenakan sampel garam baru dikirim ke Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK).
Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya drg Febria Rachmanita mengaku pihaknya baru menerima sampel garam yang dikirim dari Kecamatan Bulak. Dan Dinkes Surabaya langsung mengirimkan ke Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) untuk diuji kandungan bahan mirip tawas tersebut.
"Maaf mas, saya baru terima hari ini dan kita kirim ke BBLK," kata Febria dalam pesan singkat yang diterima GARASInews, Rabu (26/7/2017).
Pengambilan sampel garam bercampur bahan mirip tawas dilakukan pihak Kecamatan Bulak agar warga khususnya pengolah ikan asin, tidak resah dengan temuan garam oplosan saat kelangkaan garam terjadi.
Fenny sapaan akrab Kadinkes Surabaya ini juga tidak bisa memastikan kapan hasil uji laboratorium bahan mirip tawas yang ditemukan bercampur garam grosok oleh pengolah ikan asin di kawasan Nambangan, Bulak. "Belum ada hasilnya, karena baru kita kirim," imbuh Fenny.
Garam bercampur bahan mirip tawas ini ditemukan seorang warga Minggu (23/7) yang hendak mengolah ikan hasil tangkapan menjadi ikan asin menggunakan garam yang dibeli dari pedagang garam keliling seharga Rp 250 Ribu/50 kg.
SUMBER: WWW.GARASIGAMING.COM
No comments:
Post a Comment