foto: bertha/GARASInews
Kediri, GARASInews - Langka dan mahalnya garam membuat polisi mendatangi gudang pengolahan garam. Polisi ingin memastikan tidak ada penimbunan terhadap komoditi ini.
Polisi mendatangi gudang pengolahan garam milik Budi yang berada di Kelurahan Dermo, Mojoroto, Kota Kediri. Hasilnya, polisi tidak menemukan unsur penimbunan di gudang pengolahan garam ini.
Salah satu pegawai, Iwan, mengatakan bahwa harga garam naik hingga lebih dari 100 %. Per bungkus plastik isi 20 biji garam biasanya dijual Rp 1000, namun saat ini per bungkus dihargai Rp 5000.
"Karena bahan baku garam dari Madura serta Gresik mengalami keterlambatan untuk beberapa hari ini. Biasanya seminggu dapat kiriman garam grasak 2 kali dari Madura, sekarang sekali dan langsung habis setelah diolah," ujar Iwan saat memberikan penjelasan ke polisi, Selasa (25/7/2017).
Kasat Reskrim Polsek Kediri Kota AKP Ridwan Sahara mengatakan bahwa pihaknya belum melihat adanya indikasi penimbunan garam di gudang pengolahan garam ini.
"Ternyata pihak produsen tidak melakukan penimbunan, karena usai berproduksi, garam yang sudah siap konsumsi langsung diambil oleh tengkulak untuk dipasarkan," ucap Ridwan.
Ridwan menambahkan, kelangkaan garam di Kota Kediri saat ini masih dalam taraf wajar-wajar saja. Pihaknya akan berkoordinasi dengan Disperindag Kota Kediri terkait garam ini. Pihaknya juga mengambil sampel garam untuk diperiksa kandungannya di Dinas Kesehatan Kota Kediri.
Dari pengamatan GARASInews, gudang pengolahan garam ini masih menggunakan cara manual untuk proses produksinya. Bahan baku garam yang didatangkan dari Gresik dan Madura dicampur dengan yodium.
Perbandingannya adalah 35 garam grasak (kasar) dicampur dengan seperempat yodium. Setelahnya lalu dimasukkan mesin giling dan setelah halus dilakukan pengovenan. Setelah itu baru dikemas untuk dipasarkan.
SUMBER: WWW.GARASIGAMING.COM
No comments:
Post a Comment